Sedikit Obrolan Dengan Presiden Caruban

MuhammadAliAnwar :
"Keluar dari pondok ternyata tidak menjamin", kata temanku. Karena mereka melihatku dengan pakaian compang camping (bukan berkemah, redaksi), celana robek-robek, gelangan, dan macam-macamlah, Pak Nanunk.

Husniannur :
Sebenarnya tidak harus begitu, Bung Anwar (ceileee kaya komentator bal-balan...biasanya dipanggil bences juga!!!, redaksi)

MuhammadAliAnwar :
Terus ada salah seorang sahabat menimpali dengan logat kentalnya,"yang penting sholatnya lah, jeh". Dan saya membalasnya,"itu kalau di hadapanmu, tapi di belakang..."

Husniannur :
Salah seorang konsultan spiritual (Bu Nyai Anis, redaksi) saya berkata seperti ini pada saya, Bung Anwar, "Sebenarnya bukan style-mu yang jadi masalah, tapi tanggapan orang tentang penampilanmu itu yang jadi masalah besar!!! Jika itu adalah sebuah apresiasi terhadap dirimu, itu tidak akan jadi masalah selama mereka hanya melihat pada penampilan luarmu saja. Akan tetapi, jika mereka berpikir bahwa sifat dan pembawaanmu juga seperti penampilan luarmu, dalam artian bukan seseorang yang baik, mereka salah dan harusnya merasa berdosa!!! Su'udzon itu bukanlah suatu hal yang baik. Karena yang lebih mengerti lebih dalam tentang dirimu hanyalah Tuhan-Mu. Dan sayapun tahu jika sifat, sikap, dan ibadahmu tidaklah sama dengan penampilan luarmu."

MuhammadAliAnwar :
Mungkin harus seperti itu adanya, Pak Nanunk...
Jangan panggil saya bapak, Bung Anwar. Saya masih 21 tahun. Hahahahaha..... Orang tua saya saat saya pulang dengan penampilan yang tak lazim hanya mengomentari dengan biasa-biasa saja. Hampir sama dengan seperti yang telah diutarakan oleh konsultan spiritual saya. Apa yang dikatakan para tetangga anggaplah angin lalu. Semua kritik dan komentar pedas yang datang kepada orang tua saya malah membuat orang tua saya antipati terhadap mereka. Bagi mereka tidak ada gunanya hal seperti itu dibicarakan. Apalagi saat saya tak ada di lokasi pembicaraan. Seperti menanggapi rambut saya yang sempat berwarna bukan hitam atau saya yang seorang perokok dalam usia yang relatif muda dan masih berstatus pelajar/mahasiswa. Anggapan mereka, dengan kelakuan dan penampilan seperti kita-kita ini, a.k.a nyentriklah, adalah seseorang yang nakal, ibadahnya buruk, tak berperi-kemanusiaan, peri-keadilan, dan lain-lain. Padahal belum kenyataannya seperti itu, bisa saja sebaliknya kan?

MuhammadAliAnwar :
Betul itu, Om Nanunk....

Husniannur :
Jangan om-lah... Cukup Nanunk saja.

MuhammadAliAnwar :
Kalau begitu jangan panggil saya bung Anwar, Nunk...

Husniannur :
Okeh, jeh... Begini, Al, dalam hal ini, penampilan seseorang tak lebih dari sekadar konteks tentang rasa (nilai estetikanya, redaksi). Sebagai bagian dari seni, kita mempunyai rasa yang lebih besar dalam memahami estetika, apalagi dalam hal penampilan luar. Selama itu tidak bertentangan dengan norma dan aturan agama kita, yang pada kenyataannya memang keras dan ketat dalam menyikapi berbagai hal. Tidak ada salahnya bagi kita untuk "macak", terlebih-lebih "macak nyentrik", karena itu adalah sebuah bentuk perwujudan kita dalam mengapresiasikan rasa seni di dalam diri kita. Tidak hanya karya yang kita tampilkan. Okeh. jeh...

Malang, 23 Januari 2009, di kediamannyanya Pak Anwar di dekat Kampus Putih jalan Bendungan Sutami Gg. V, di saat hujan.

*)Muhammad Ali Anwar adalah presiden Caruban masa periode 2009-selamanya.

0 komentarnya:

Copyright © 2011 - Teh Manis - is proudly powered by Blogger
My SoundCloud | My Tumblr | My Deviant Art | My youTube | My Facebook | My Twitter | Dilectio Blogger Template